NON SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS ======= "belajar bukan untuk nilai, tapi ... untuk hidup" ======= :)

Thursday, March 25, 2010

Kisah Besi dan Air

Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu BESI dan AIR.
Besi seringkali BERBANGGA akan DIRINYA SENDIRI. Ia sering menyombong kepada
sahabatnya :

"Lihat ini Aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak"
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari Besi menantang Air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana.

Aturannya :" Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang "
Besi dan Air pun mulai berlomba :

Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui Penjaga Gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.

Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menyerang bebatuan, menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu. Karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh dan Besi pun banyak terluka di sana-sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya dengan menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi midak merusak lainnya.

Score Air dan Besi 1 : 0 untuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.

Besi membanggakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar, memang celah itu semakin hancur tetapi ia pun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah, ia bisa dengan leluasa bergerak tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat di dasar gua.

Score air dan besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati Suatu Lembah dan tiba di luar gua.

Besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :

"Score kita 2 : 0,

Aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"
Air pun segera menggenang. Sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini, tetapi kemudian ia membiarkan Sang MATAHARI membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan ANGIN untuk meniupnya ke seberang dan mengembunkannya. Maka Air pun turun sebagai HUJAN.

Air menang telak atas Besi dengan score 3 : 0.

JADIKANLAH HIDUPMU seperti AIR.

Ia dapat memperoleh sesuatu dengan Kelembutannya tanpa merusak dan
mengacaukan semuanya, karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi
ia dapat menembus bebatuan yang keras.

Kadang kekerasan bukanlah jalan keluar dari satu masalah, malah sering kali
menjadikan satu masalah baru.

Ingat... HATI SESEORANG hanya dapat dibuka dengan Kelembutan dan

Kasih bukan dengan Paksaan dan Kekerasan.

karena KEKERASAN Hanya Menimbulkan DENDAM dan PAKSAAN hanya

menimbulkan KEINGINAN untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya,

ia FLEXIBEL dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh Lingkungannya
dan Tidak Ada yang Bertentangan dengan Dia.

bukan berarti juga kita tidak punya prinsip sendiri, dan menghindari konflik
yg mungkin terjadi...hanya saja kita lebih tenggang rasa dan lembut hati
serta menjaga sikap santun terhadap lingkungan.

Air Tidak Putus Asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui Celah Terkecil
sekalipun. Ia Tidak Putus Asa, tetap berusaha walau dengan kemungkinan
terkecil sekalipun.

3 comments:

Wanita cantik said...

Good story......

heriisyono said...

klo kamu punya cerita-cerita yg bs membangkitkan inspirasi, bisa di link di blog ku

Anonymous said...

sederhana tapi berisi..
http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif

Post a Comment

 
Fisika untuk Semua© 2010 by L.Heri Isyono All rights reserved. Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan